Oleh: Munah, Amd,Keb
Pengamat Tata Kota Pertanyakan Siapa yang Beri Rekomendasi Permukiman di Depo Pertamina Plumpang (sabtu, 4 Maret 2023 | 17:45 WIB)
Sejumlah warga berada di dekat permukiman penduduk yang hangus terbakar akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Koramil, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (4/3/2023). Belasan warga dilaporkan menjadi korban jiwa dalam peristiwa itu. (Sumber: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
JAKARTA, KOMPAS.TV - Peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang mendapat respons dari pengamat tata kota Universitas Trisakti Jakarta Yayat Supriatna. Ia mempertanyakan siapa yang memberikan rekomendasi permukiman penduduk di kawasan depo BBM.
Menurut Yayat, depo itu pertama dibangun pada 1974. Ketika itu, kawasan Jakarta tidak sepadat dan seramai sekarang. “Bisa dikatakan depo Plumpang bersih dari permukiman, bahkan ada aset tanah yang diklaim sebagai milik Pertamina,” ujarnya, Sabtu (4/3/2023).
Ia mengungkapkan, seiring dengan berkembangnya industri, maka kepadatan penduduk semakin meningkat. Bahkan ada satu RW yang jumlah RT-nya bertambah dari tujuh menjadi 11. Pembangunan permukiman meluas, bahkan jarak dengan tembok pembatas depo hanya 20 meter. Padahal, ukuran tangki BBM yang semakin besar seharusnya diikuti dengan jarak yang semakin jauh dari rumah warga. “Pertanyaan nya siapa yang mengizinkan dan memberikan rekomendasi, katanya ada sengketa tanah, ranah di luar depo BBM Plumpang itu ranah pengadilan yang memutuskan dan Pemprov DKI,” ucapnya.
Ia menilai bahwa dalam konteks sekarang ini tumbuh kembang permukiman kumuh dan tidak tertata yang difasilitasi air jalan dan listrik.“Artinya melegalkan sesuatu yang tidak layak,” tutur Yayat.Ia berpendapat kesalahan terbesar dari peristiwa kebakaran depo Plumpang adalah zona yang seharusnya dilindungi dari permukiman justru terjadi pelanggaran-pelanggaran.
Seperti yang diberitakan, kebakaran hebat di depo pertamina plumpang Jalan Tanah Merah Bawah Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, terjadi pada Jumat (3/3/2023) malam. Api pertama kali dilaporkan muncul pada pukul 20.11 WIB, berasal dari ledakan pipa bahan bakar minyak (BBM) di area depo.
Kalau kita melihat fakta di atas bagaimana abainya pemerintah terhadap keamaan, kenyaman hunian atau tempat tinggal bagi rakyatnya dari sini kita bisa melihat bahwa penguasa tidak pernah berpihak kepada rakyt kecil apalagi kita tahu pernah terjadi masalah kebakaran di tempat tersebut makin membuka mata dan pikiran kita bahwan negara tidak pernah serius terhadap kebutuhan rakyatnya
Solusinya kita butuh sistem dan penguasa yang menjadi garda terdepan terhadap setiap hal-hal yang di butuhkan rakyatnya terutama masalah tempat tinggal yang aman dan nyaman. Karena dalam islam keselametan rakyt adalah hal yang utama sebagai pemimpin diberikan tanggung jawab untuk menjaga keselamatan rakyat maka sebagai penguasa harus tepat dan teliti dalam merencanakan penataan wilayah dan peruntukannya sebagaimana saat akan membangun. Maka negara dalam islam akan memperhatikan dan menanta wilayah untuk pemukiman warga, dengan berbagai kebijakan atas tanah seperti kebijakan tanah mati,tanah yang selama 3 tahun tidak dikelola dan lainnya.
Komentar
Posting Komentar