Langsung ke konten utama

KAPITALISME, MEMBUAT KITA LUPA AKAN TUJUAN HIDUP KITA

Oleh : Weny Yulinda 


Sempat berfikir, bagaimana jika seandainya sampai sekarang, saya belum mengetahui tujuan hidup saya di dunia ini sebenarnya untuk apa? 

Mungkin bisa saja saat ini, yang saya kejar hanyalah materi.. dan dunia.. semata.

Sekolah tinggi-tinggi, mendapatkan gelar, lalu pekerjaan yang layak, kemudian hidup serba berkecukupan, serta bisa membiayai kehidupan orang tua dan keluarga. Intinya materi dunia lagi kan! Yah.. meskipun pada akhirnya saya sudah mendapatkan itu semua, tetap saya tak akan pernah merasa puas dengan apa yang saya miliki tadi, tentu rasanya ingin lagi mendapatkan yang lebih dari itu. 

Padahal, jika kita melihat, yang namanya dunia, sekalipun kita mengejarnya tak akan pernah dapat. Karena yang kita kejar hanyalah lubang yang tak akan pernah ada titik akhirnya.

Semakin jauh kita menelusuri lubang tersebut, maka semakin sulit kita bernafas. Karena semakin dalam maka akan semakin gelap dan pengap (serasa penuh sesak). Bisa jadi kita tak akan selamat!

Faktanya, yang terjadi di dalam kehidupan kita saat ini yah seperti itu! banyak di antara mereka saat ini sibuk mengejar materi dunia semata, hingga lupa tujuan hidup mereka di dunia ini untuk apa? 

Padahal Allah sudah memberitahukan, bahwa kita sebagai manusia di ciptakan di dunia ini karna ada tujuan, yaitu untuk "Beribadah" kepada Allah.

Sebagaimana terdapat di dalam Q.s Az Zariyat Ayat 56,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinnya : "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,"

Jelas? Allah menempatkan kita di dunia saat ini, karena ada tujuan, yaitu "Beribadah" tadi. Dan "Beribadah" di sini, bukan hanya sekedar kita melakukan shalat saja. Tetapi "Beribadah" adalah ketika kita menjalankan apa-apa yang di perintahkan Allah serta meninggalkan apa yang di larang Allah. 

Sebagai manusia, ternyata sudah Allah berikan akal, hajatul udowwiyah (kebutuhan jasmani seperti makan, minum, tidur, BAB, BAK dll) dan terakhir gharizah (naluri),

- gharizah tadayyun (naluri beragama),

- gharizah baqa' (mempertahankan diri)

- gharizah nau' (naluri melestarikan keturunan) 

Sudah sepaket lengkap yah. Salah satunya pada gharizah tadayyun, yaitu mengkultuskan (menyembah) sesuatu. Yang namanya gharizah tadi, tentu harus di penuhi, meskipun tak sama dengan hajatul udowwiyah (kebutuhan jasmani yang memang wajib di penuhi, jika tidak kita bisa mati) sementara gharizah tadi jika tidak di penuhi maka bisa jadi akan menimbulkan rasa tidak aman dan nyaman di dalam diri kita. Nah, dalam pemenuhan gharizah tadayyun tadi, dengan cara kita mengkultuskan sesuatu, tentu agar tidak salah dalam pemenuhannya, kita harus paham dulu tujuan hidup kita di dunia ini, ketika kita sudah paham, maka kita akan memenuhi gharizah tadayyun tadi dengan mengkultuskan Allah semata. Karena kita udah tahu nih tujuan hidup kita untuk beribadah kepada Allah. Maka segala sesuatu akan kita persembahkan untuk Allah. Bukan untuk selain Allah.

Sangat jauh berbeda, ketika kita belum mengetahui tujuan hidup kita untuk apa? maka bisa jadi, dalam pemenuhan gharizah tadayyun tadi, kita mengkultuskan bukan kepada Allah, melainkan bisa jadi untuk materi, dunia, dan manusia. Jika kita melihat pada zaman nabi Nuh, itu banyak umat terdahulu yang memenuhi gharizah tadayyunnya tadi, dengan mengkultuskan berhala. Tentu ini adalah suatu pemenuhan yang salah!

Balik lagi, Allah kan sudah memberikan kita akal, lalu apa gunanya akal kalau hanya sekedar di diamkan saja. Kalaulah akal kita tadi, kita gunakan, mungkin ngak ada yang namanya menyembah kepada sesama manusia (sistem) di sisi lain dia juga menyembah Allah, sebagaimana yang kita ketahui, bahwa sistem saat ini, adalah sistem yang di buat berdasarkan akal manusia semata. Padahal sudah di tawarkan sistem Islam, yaitu sistem yang berasal atas Wahyu Allah, tapi masih banyak yang tidak mau beranjak untuk meninggalkannya, mereka justru merasa aman dengan sistem saat ini. Apalagi sistem yang memberikan ruang kebebasan kepada manusia, lalu agama juga di pisahkan dari kehidupan. Maka manusia akan semakin nyaman. Yang lebih parahnya, yaitu tadi, sistem ini hanya mengejar materi dan dunia semata!

Apalagi kalau bukan KAPITALISME.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARTU PRAKERJA TAK MENJAMIN SEJAHTERA

Oleh : Ummu Khadijah Program Pengadaan Kartu Prakerja Program pengadaan kartu prakerja diyakini oleh pemerintah manjadi salah satu program dalam penanggulangan masalah pengangguran dan tingkat kemiskinan masyarakat. Apalagi dengan maraknya fenomena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) selama pandemi berlangsung. Selama pandemi COVID-19, program Kartu Prakerja disesuaikan menjadi semi bansos, yaitu memberikan program pendidikan senilai Rp 1 juta dan bansos senilai Rp 600 ribu per penerima untuk 4 bulan. Dilansir dari kumparan.com, Program kartu prakerja mulai digagas pada tahun 2019 dengan sistem pelatihan dan pengembangan skill para pekerja di masa depan dengan berbagai topik pelatihan yang disesuaikan dengan latar belakang peserta kartu prakerja. Namun, awal tahun 2020 diubah menjadi sistem semi bansos untuk perlindungan sosial. Adapun program Kartu Prakerja tahun 2023 akan dilakukan dengan skema normal seperti sebelum Pandemi COVID-19, bukan lagi bansos. Pemerintah telah menyiapkan dana Rp...

PRESIDENSI G20, BENARKAH MEMBAWA MANFAAT UNTUK RAKYAT INDONESIA

 Oleh : Ummu Khadijah G20 atau Group of twenty merupakan forum kerjasama multilateral antara 19 negara utama dan unieropa (EU). Negara anggota yang tergabung dalam G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Cina, Turki, dan Uni Eropa. G20 dalam penegakkannya bertujuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan solusi terhadap krisis ekonomi global. Sehingga lebih kuat, seimbang, dan membawa manfaat untuk masyarakat. Hal ini terlihat dari dua jalur penyelesaian yaitu Finance track atau jalur yang bergerak dalam bidang ekonomi keuangan, fiskal, dan moneter, serta Sherpa track atau yang bergerak dalam bidang ekonomi non keuangan seperti isu energi, pembangunan pariwisata, digital, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Tahun ini, Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah Konferensi tingkat tinggi (KTT) presidensi G20, tepatnya tanggal 15...