Langsung ke konten utama

POTRET BURAM GENERASI TANPA VISI

Oleh :Ummu Khadijah


Problematika Pemuda Merajalela


Berbicara tentang pemuda, maka berbicara tentang generasi masa depan pembawa perubahan. Pemuda masa kini, diharapkan menjadi agen of change terutama dalam menegakkan dan menjalankan syariat islam. Tak mengarah ke hal yang lebih baik, malah mewujudkan kerusakan yang membuat problematika ummat semkin menggunung. 


Seperti kasus-kasus yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Seorang remaja tewas karena menghentikan paksa truk demi membuat konten, yang tengah melaju dari Exit Tol Gunung Putri, Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. dilansir dari Republika.co.id, Kades Gunung Putri, Daman Huri menegaskan "Dua bulan terakhir ini kami sudah melakukan razia-razia di atas jam 00.00 WIB. Maka kami akan panggil (anak-anak tersebut), kami akan panggil kami akan berikan pembinaan kemudian sebelum dikembalikan. Kami berikan sanksi untuk membuat jera,”. Dalam hal ini, biasanya remaja yang terlibat dalam kasus usia  sekitar 12-15 tahun.


Ditambah lagi kasus tawuran remaja yang terjadi di beberapa daerah. Seperti di Tanggerang, yang dimana polisi menangkap 72 remaja yang hendak tawuran di Neglasari, kota Tanggerang, Minggu 15 Januari 2023 lalu. Kemudian masifnya tawuran berdarah di Kota Palembang yang sempat mereda karena pandemi lalu, kemudian kembali terjadi baru-baru ini. Kasus tawuran tersebut tak jarang memakan banyak korban jiwa dan luka-luka, contohnya seorang remaja tertusuk panah di bagian dada kiri setelah ikut tawuran di Kecamatan Medan Belawan. Kini, remaja itu menjalani operasi bedah toraks di RSUP H Adam Malik.


Para pemuda sibuk mencari hal yang bersifat duniawi, sehingga mengabaikan akhirat yang menjadi visi misi hidup mereka. Didukung dengan sistem sekulerisme saat ini yang memisahkan antara agama dengan kehidupan. Tidak menjadikan islam sebagai aturan hidup, namun hanya bersandar kepada ibadah mahdhoh saja. Sehingga taraf berpikir para pemuda tak sampai kepada taraf berpikir yang cemerlang. Yang ada hanya memenuhi hawa nafsu, mengejar eksistensi diri, mencari popularistas, kesenangan, dan materi belaka. Hal ini juga didukung dengan adanya peran negara yang mendukung kebebasan seakan lepas tanggung jawab terhadap persoalan yang terjadi.


Negara yang menganut sistem kapitalisme hanya berfokus pada penyelesaian masalah yang bersifat sederhana dan teknis seperti himbauan seadanya, penangkapan para pelaku, dan lain sebagainya. Selain itu, juga tidak ada sanksi tegas yang diberikan sehingga tak menimbulkan efek jera bagi pelaku.


Pemuda dalam sistem Islam


Berbeda halnya dengan Islam yang tegas dalam mendidik pemuda agar menjadi sosok yang berkualitas serta bermanfaat bagi ummat. Dimulai dari lingkungan yang kompleks, yaitu keluarga. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak tentang aqidah islam, agar dari masa kecil telah terbentuk taraf berpikir dan bertingkah laku sesuai dengan syariat islam serta senantiasa menggali potensi yang dimiliki untuk peradaban. Membentuk generasi yang memiliki jiwa penuh semangat, rela berkorban untuk kemuliaan islam. Dengan adanya masyarakat yang senantiasa tak akan membiarkan kemaksiatan merajalela, maka para generasi khususnya pemuda mendapat tempat untuk belajar dan mempraktikkan pemahaman islam dalam kehidupan.


Sementara itu, para generasi akan faham hakikat ia hidup dunia untuk apa. Dalam menjawab Al-uqdatul qubra (pertanyaan besar),   maka akan faham bahwasannya manusia diciptakan senantiasa untuk beribadah kepada Allah. Maka dedikasi dan orientasi hidupnya hanya untuk Allah. Enggan untuk berbuat kemaksiatan dan melanggar hukum syara'. 

Sementara apa pun yang kita lakukan di muka bumi ini tak luput dari pertanggung jawaban yang akan kita hadapi di akhirat kelak. 


Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)


Kemudian, negara memiliki tanggung jawab menjaga kualitas generasi dengan merata dan dengan ketegasan yang ada. Khilafah islamiyyah akan menerapkan sistem pendidikan islam yang melahirkan output yang faham dan memiliki syaksyiyyah islam (Pola Fikir dan Pola sikap islam). Selain itu, juga akan tetap dibekali dengan ilmu-ilmu duniawi agar survive dalam kehidupan. Selain melalui sistem pendidikan, juga didukung dengan sistem pergaulan dan media. Jika ada pelanggaran syariat yang dilakukan seperti tawuran, negara akan dengan tegas memberikan uqubat (sanksi) terhadap pelaku tawuran tersebut sehingga menimbulkan efek jera. 


Dalam hal ini, kericuhan yang ada akan dikenakan sanksi ta'zir bagi pelaku. Jika terjadi penganiayaan atau pembunuhan akan dikenakan sanksi qishas. Sanksi yang diterapkan ini akan memberikan efek jera dan penebus dosa (jawabir), dan sebagai bentuk pencegahan (zawajir). Dengan mekanisme atau kebijakan yang diwujudkan oleh khilafah, maka akan melahirkan generasi yang berkualitas emas dan memiliki visi misi yang sejalan dengan syariat Islam.



REFRENSI :


https://www.detik.com/sumut/hukum-dan-kriminal/d-6510183/remaja-yang-dipanah-saat-tawuran-di-belawan-jalani-operasi-toraks.


https://amp.kompas.com/megapolitan/read/2023/01/15/15310691/polisi-tangkap-72-remaja-yang-hendak-tawuran-di-tangerang-dilaporkan


https://sumeks.disway.id/read/653098/tawuran-berdarah-di-kota-palembang-makin-masif-sempat-mereda-selama-pandemi-kini-mulai-marak-lagi/30


https://m.republika.co.id/berita/roik1j436/lagi-remaja-bogor-tewas-akibat-stop-paksa-truk


https://youtu.be/MHq66OiS5sg (Muslimah Media Center)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARTU PRAKERJA TAK MENJAMIN SEJAHTERA

Oleh : Ummu Khadijah Program Pengadaan Kartu Prakerja Program pengadaan kartu prakerja diyakini oleh pemerintah manjadi salah satu program dalam penanggulangan masalah pengangguran dan tingkat kemiskinan masyarakat. Apalagi dengan maraknya fenomena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) selama pandemi berlangsung. Selama pandemi COVID-19, program Kartu Prakerja disesuaikan menjadi semi bansos, yaitu memberikan program pendidikan senilai Rp 1 juta dan bansos senilai Rp 600 ribu per penerima untuk 4 bulan. Dilansir dari kumparan.com, Program kartu prakerja mulai digagas pada tahun 2019 dengan sistem pelatihan dan pengembangan skill para pekerja di masa depan dengan berbagai topik pelatihan yang disesuaikan dengan latar belakang peserta kartu prakerja. Namun, awal tahun 2020 diubah menjadi sistem semi bansos untuk perlindungan sosial. Adapun program Kartu Prakerja tahun 2023 akan dilakukan dengan skema normal seperti sebelum Pandemi COVID-19, bukan lagi bansos. Pemerintah telah menyiapkan dana Rp...

PRESIDENSI G20, BENARKAH MEMBAWA MANFAAT UNTUK RAKYAT INDONESIA

 Oleh : Ummu Khadijah G20 atau Group of twenty merupakan forum kerjasama multilateral antara 19 negara utama dan unieropa (EU). Negara anggota yang tergabung dalam G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Cina, Turki, dan Uni Eropa. G20 dalam penegakkannya bertujuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan solusi terhadap krisis ekonomi global. Sehingga lebih kuat, seimbang, dan membawa manfaat untuk masyarakat. Hal ini terlihat dari dua jalur penyelesaian yaitu Finance track atau jalur yang bergerak dalam bidang ekonomi keuangan, fiskal, dan moneter, serta Sherpa track atau yang bergerak dalam bidang ekonomi non keuangan seperti isu energi, pembangunan pariwisata, digital, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Tahun ini, Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah Konferensi tingkat tinggi (KTT) presidensi G20, tepatnya tanggal 15...

KAPITALISME, MEMBUAT KITA LUPA AKAN TUJUAN HIDUP KITA

Oleh : Weny Yulinda  Sempat berfikir, bagaimana jika seandainya sampai sekarang, saya belum mengetahui tujuan hidup saya di dunia ini sebenarnya untuk apa?  Mungkin bisa saja saat ini, yang saya kejar hanyalah materi.. dan dunia.. semata. Sekolah tinggi-tinggi, mendapatkan gelar, lalu pekerjaan yang layak, kemudian hidup serba berkecukupan, serta bisa membiayai kehidupan orang tua dan keluarga. Intinya materi dunia lagi kan! Yah.. meskipun pada akhirnya saya sudah mendapatkan itu semua, tetap saya tak akan pernah merasa puas dengan apa yang saya miliki tadi, tentu rasanya ingin lagi mendapatkan yang lebih dari itu.  Padahal, jika kita melihat, yang namanya dunia, sekalipun kita mengejarnya tak akan pernah dapat. Karena yang kita kejar hanyalah lubang yang tak akan pernah ada titik akhirnya. Semakin jauh kita menelusuri lubang tersebut, maka semakin sulit kita bernafas. Karena semakin dalam maka akan semakin gelap dan pengap (serasa penuh sesak). Bisa jadi kita tak akan se...