Langsung ke konten utama

Indonesia berduka nyawa manusia tak lagi berharga

Oleh: Rahmatul Aini


Rasanya pandemi covid 19 masih membekas di masyarakat, mulai dari krisisnya kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lain-lain menjadi problem yang di hadapi... 

Akhir-akhir ini negeri tercinta terus dilanda duka belum selesai kasus Kanjuruhan Malang, kemudian disusul dengan kasus kematian 141 anak meninggal akibat gagal ginjal(ccn.indonesia.) hal ini mencatat deratan kasus yang paling pelik di Indonesia... 



Menanggapi persoalan yang bertubi-tubi ini presiden Jokowidodo mengatakan bahwa _"dunia saat ini tidak mempunyai arsitektur kesehatan yang handal untuk mengelola pandemi covid 19, dan negara di dunia tidak siap menghadapi pandemi, Oleh karena itu, kita harus memastikan ketahanan komunitas internasional dalam menghadapi pandemi, ujar pak Jokowi saat meluncurkan pandemic find atau dana pandemi secara virtual_ yang di gelar di Nusa, Dua, Bali, Ahad 13/112022 Republika.co.id 


Apa yang di ungkapkan oleh pak Jokowi memang benar adanya, fakta menunjukkan semua dunia mengalami krisis kesehatan mulai dari negara maju seperti Amerika serikat sampai negara berkembang seperti Indonesia...

Rasanya hidup dalam sistem kapitalisme hari ini nyawa manusia begitu murah, dan tak berharga. Anak-anak minum obat sirup tiba-tiba meninggal, pergi melihat pertunjukan sepak bola tiba-tiba meninggal dan korban yang berjatuhan bukan sedikit tapi ratusan nyawa melayang bukankan seperti murah dan tak berharga?


Sistem kapitalisme sudah menunjukkan wajah buruk nya seperti apa, dan sekelas negara maju yakni Amerika Serikat dimana kapitalisme ini besar dan berjamur tak bisa menghadapi problem demikian, bukan kah karena sistem kapitalisme tidak memiliki why of life? 


Lalu ketika masyarakat mengeluhkan nasib mereka siapa yang akan bertanggung jawab atas semua hal yang terjadi? Kemenkes? Aparat? Pemerintahan? Atau presiden?  

Tak ada yang bisa memberikan solusi atas per masalah ummat saat ini, ummat terus di dera derita, persoalan yang dihadapi tidak tertangani dengan sigap dan cepat. 

Begitu murah nyawa manusia dalam sistem kapitalisme. 


Padahal dalam Islam satu nyawa sangatlah berharga bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عِنْدَ اللهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ.


Hancurnya dunia lebih ringan di sisi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang muslim.


Tak bisa di pungkiri sistem kapitalisme telah gagal memberikan kesejahteraan bagi rakyat, bukan hanya problem kesehatan problem krisis degradasi moral menimpa generasi muda saat ini dan masih banyak lagi, bahkan yang menjadi negara adidaya pun tak bisa menyelamatkan diri mereka atas krisis yang terjadi. 


Namun anehnya ummat di bius seolah tak ada yang terjadi Dengan negeri ini, mereka masih terlelap dalam tidur panjang nya sampai mereka lupa bahwa akar persoalan yang dihadapi adalah karena sistem yang salah, padahal sistem kapitalisme ini sudah menunjukkan wajah aslinya seperti apa, tak ada lagi yang di harapkan dalam sistem sekarang, karena sistem kapitalisme tak memiliki aturan yang Shohih untuk problematika ummat 



Hanya Islam yang memiliki why of life yang memberikan pandangan hidup dan aturan yang paripurna, mulai dari bangun tidur sampai bangun negara. Hal ini terbukti dengan adanya historis (sejarah) kegemilangan Islam pada masa nya 14 abad 2/3 dunia di kuasai memimpin seluruh manusia, tak hanya kaum muslimin yang merasakan tapi juga kegemilangan Islam di rasakan oleh penduduk non muslim, bahkan para penemu juga banyak yang memberikan sumbangsih untuk kemaslahatan umat, seperti Ibu Sinna bapak kesehatan, Maryam Al Asturlabi penemu kompas dan masih banyak lagi, ini membuktikan bahwa kontribusi Islam tak hanya memberikan kesejahteraan dari segi keamanan, kesejahteraan, tapi ber kontribusi menjadi tinta emas peradaban, ini  menandakan bahwa Islam adalah rahmatan Lil alamain. Tidak rindukah hidup dibawah naungan Islam?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARTU PRAKERJA TAK MENJAMIN SEJAHTERA

Oleh : Ummu Khadijah Program Pengadaan Kartu Prakerja Program pengadaan kartu prakerja diyakini oleh pemerintah manjadi salah satu program dalam penanggulangan masalah pengangguran dan tingkat kemiskinan masyarakat. Apalagi dengan maraknya fenomena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) selama pandemi berlangsung. Selama pandemi COVID-19, program Kartu Prakerja disesuaikan menjadi semi bansos, yaitu memberikan program pendidikan senilai Rp 1 juta dan bansos senilai Rp 600 ribu per penerima untuk 4 bulan. Dilansir dari kumparan.com, Program kartu prakerja mulai digagas pada tahun 2019 dengan sistem pelatihan dan pengembangan skill para pekerja di masa depan dengan berbagai topik pelatihan yang disesuaikan dengan latar belakang peserta kartu prakerja. Namun, awal tahun 2020 diubah menjadi sistem semi bansos untuk perlindungan sosial. Adapun program Kartu Prakerja tahun 2023 akan dilakukan dengan skema normal seperti sebelum Pandemi COVID-19, bukan lagi bansos. Pemerintah telah menyiapkan dana Rp...

PRESIDENSI G20, BENARKAH MEMBAWA MANFAAT UNTUK RAKYAT INDONESIA

 Oleh : Ummu Khadijah G20 atau Group of twenty merupakan forum kerjasama multilateral antara 19 negara utama dan unieropa (EU). Negara anggota yang tergabung dalam G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Cina, Turki, dan Uni Eropa. G20 dalam penegakkannya bertujuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan solusi terhadap krisis ekonomi global. Sehingga lebih kuat, seimbang, dan membawa manfaat untuk masyarakat. Hal ini terlihat dari dua jalur penyelesaian yaitu Finance track atau jalur yang bergerak dalam bidang ekonomi keuangan, fiskal, dan moneter, serta Sherpa track atau yang bergerak dalam bidang ekonomi non keuangan seperti isu energi, pembangunan pariwisata, digital, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Tahun ini, Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah Konferensi tingkat tinggi (KTT) presidensi G20, tepatnya tanggal 15...

KAPITALISME, MEMBUAT KITA LUPA AKAN TUJUAN HIDUP KITA

Oleh : Weny Yulinda  Sempat berfikir, bagaimana jika seandainya sampai sekarang, saya belum mengetahui tujuan hidup saya di dunia ini sebenarnya untuk apa?  Mungkin bisa saja saat ini, yang saya kejar hanyalah materi.. dan dunia.. semata. Sekolah tinggi-tinggi, mendapatkan gelar, lalu pekerjaan yang layak, kemudian hidup serba berkecukupan, serta bisa membiayai kehidupan orang tua dan keluarga. Intinya materi dunia lagi kan! Yah.. meskipun pada akhirnya saya sudah mendapatkan itu semua, tetap saya tak akan pernah merasa puas dengan apa yang saya miliki tadi, tentu rasanya ingin lagi mendapatkan yang lebih dari itu.  Padahal, jika kita melihat, yang namanya dunia, sekalipun kita mengejarnya tak akan pernah dapat. Karena yang kita kejar hanyalah lubang yang tak akan pernah ada titik akhirnya. Semakin jauh kita menelusuri lubang tersebut, maka semakin sulit kita bernafas. Karena semakin dalam maka akan semakin gelap dan pengap (serasa penuh sesak). Bisa jadi kita tak akan se...